RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA
Oleh: Tim Pengajar (Ahmad Jumirin Asyikin)
Sumber Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu dan bahasa lainnya (unsur serapan bahasa asing) seperti; Belanda, Portugis, Sanksakerta, Inggris, Spanyol, Arab dan bahasa daerah. Bahasa Melayu dan Daerah terutama sejak dulu digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca), dalam kehidupan dan hubungan dagang.
Pernyataan Resmi Bahasa Indonesia dipakai sebagai Bahasa Nasional
Tanggal 28 Oktober 1928; yang berisi pengakuan dan pernyataan tekad ke-bahasa-an yang menjujung tinggi bahasa sebagai bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia.
Empat Faktor Mengapa Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
1) Merupakan lingua franca (bahasa perhubungan dan perdagangan).
2) Sistem sederhana, mudah dipelajari dan tidak ada tingkatan.
3) Dapat diterima secara sukarela oleh semua suku di Indonesia.
4) Dapat dipakai sebagai bahasa kebudayaan dan ilmu dalam artian luas.
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sangat penting sebagai bahasa nasional dan bahasa negara (UUD 1945, Bab XV, Pasal 36).
1. Bahasa nasional berfungsi sebagai:
a) Lambang kebanggaan kebangsaan.
b) Lambang identitas nasional.
c) Alat perhubungan antar warga, antar daerah dan antar budaya.
d) Alat pemersatu.
2. Bahasa negara berfungsi:
a) Bahasa resmi kenegaraan.
b) Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
c) Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan pembangunan nasional.
d) Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Ragam Lisan, Tulis, Baku, dan Tidak Baku
RAGAM LISAN | RAGAM TULIS | RAGAM BAKU | RAGAM TIDAK BAKU |
|
Penggunaan bentuk kata: | Penggunaan bentuk kata: | Ragam yang dilembagakan dan diakui sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi | Ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai adanya ciri-ciri yang menyimpang dari norma baku
Misalnya:
Meningkatken Anem Ketimbang Unesco (dibaca unesco) Unicef (dibaca unicep) Universitas Padjadjaran
|
|
Kendaraan yang ditumpanginya nabrak pohon kelapa. Bila tak bisa, tak usahlah kau lanjutkan pekerjaan itu. Fotokopi ijazah harus dilegalisir dulu oleh ketua. | Kendaraan yang ditumpanginya menabrak pohon kelapa. Apabila tidak bisa, tidak usahlah melanjutkan pekerjaan itu. Fotokopi ijazah harus dilegalisasi dulu oleh ketua. | |||
Sifat: Ø Kemantapan Dinamis Ø Cendekia Ø Seragam |
| |||
Penggunaan kosa kata: | Penggunaan kosa kata: |
Ragam baku tulis secara nasional misalnya:
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)- Keputusan Mendikbud No. 0543a Tahun 1987 tanggal 9 September 1987:
Ragam sosial, fungsional, keilmuan (teknologi), kedokteran, dan keagamaan. |
| |
Bagaimana kamu kasih tahu mereka? Kakak lagi bikinan mama kue. Disebabkan karena dana tidak ada dia tidak melanjutkan sekolah. | Bagaimana kamu memberi tahu mereka? Kakak lagi membuatkan mama kue. Disebabkan oieh karena dana tidak ada dia tidak melanjutkan sekolah. | |||
Penggunaan struktur kalimat: | Penggunaan struktur kalimat: |
| ||
Saya sudah sampaikan rencananya kepada pimpinan. | Saya sudah menyampaikan rencananya kepada pimpinan. | |||
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD):
idth:102.8pt;padding:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; height:10.35pt" valign="top" width="137">
ba-pak, ba-rang,
su-lit, la-wan,
de-ngan, ke-nyang, mu-ta-khir, a-khir
in-stru-men, ul-tra, in-fra, bang-krut, ben-trok
Huruf dan Bilangan | Kata | Singkatan dan Akronim | Unsur Serapan |
| |
Abjad; Aa, Bb, Cc, Dd, Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Jj, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Pp, Qq, Rr, Ss, Tt, Uu, Vv, Ww, Xx, Yy, Zz Vokal: a, i, u, e, o |
Pemenggalan Kata |
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. |
Serapan yang belum sepenuhnya diterapkan ke dalam bahasa Indonesia: reshuffle, shuttle cock, l’exploitation del’homme |
| |
Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan kata itu dilakukan di antara kedua huruf vokal itu: ma-in, sa-at, buah, |
| ||||
Diftong; ai, au, oi
Gabungan; kh, ng, ny, sy | au-la, sau-da-ra, am-boi, lam-bai | Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. | Serapan pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia: |
| |
Lambang bilangan: Angka Arab: 0, 1,2,3,4,5,6,7,8,9, Angka Romawi: I,II,III,IV,V,VI,VII,VIII,IX,X L (50), C (100), D (500), M (1.000), ý (5.000), M (1.000.000)
Ukuran: 0,5 cm 1.20.25 5 kg pukul 15.00 4 meter pesersegi 10 liter Rp5.000,00 50 dolar Amerika US$3.50 2.000 rupiah
Alamat: Jalan Tanah Abang I No. 15 Hotel India, Kamar 123
Bagian karangan (lain-lain): Bab X, Pasal 5, halaman 234 Surah Yasin: 9 Ke-20, 1%, 1 ½, 1/10, | paal central cent aerobe geometry system crystal effect chek China echelon cybernetics cartoon provost physiology variety university ratio orthography vacuum television percentage excees accountant technology structure
| ||||
Imbuhan: awalan, sisipan dan akhiran.
Misalnya: makan-an me- rasa-kan mem-bantu pergi-lah | o Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan dan pangkat diikuti dengan titik. Misalnya: A.S. Yamin, M.B.A, Bpk., Sdr., Kol. o Resmi/lembaga/organisasi tanpa titik. Misalnya: DPR, PGRI, GBHN, PT, SMTP, KTP o Singkatan Umum disertai titik. Misalnya: dll., dsb., dst., sda., a.n., d.a., u.b., u.p. o Lambang kimia satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti titik. Misalnya: Cu/kuprum, TNT , cm, kVA, kg Rp 5.000,00 |
Huruf dan Bilangan | Kata | Singkatan dan Akronim |
Kapital: · Dia masuk kerja · Adik bertanya, “Kapan kita pulang?” · Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih · Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim · Presiden Amin Rais · bangsa Indonesia · Tahun Hijriah · Asia Tenggara · Republik Indonesia · Perserikatan Bangsa-Bangsa · Nama gelar: Dr. doktor M.A. master of arts S.E. sajana ekonomi Tn. tuan Sdr. Saudara S.H. Sajana Hukum Ak. Akuntan |
Kata Dasar: Ditulis sebagai satu kesatuan
Kata Turunan: Ditulis serangkai dengan kata dasarnya: bergeletar, bertepuk tangan, garis bawahi, penghancurleburan., adipati aerodinamika, biokimia, dll.
Bentuk Ulang: Kata ulang ditulis secara lengkap menggunakan tanda hubung. Misalnya: anak-anak, buku-buku, tukar menukar, sayur-mayur, dibesar-besarkan
Partikel: lah, kah, tah (ditulis serangkai) pun, dan per (ditulis terpisah) |
Akronim: Gabungan huruf awal: ABRI LAN PASI PAPSI UNO IKIP SIM
Gabungan suku kata: Huruf awal huruf kapital Akabri, Bappenas Iwapi Kowani Sespa Kowani |
Miring: o nama buku, o kata, nama ilmiah atau ungkapan asing yang belum ada kata baku Indonesia atau padanananya. Misalnya: akuntabilitas (accountability) urbun (uang muka) download (unduh) | Gabungan Kata: o Kata Majemuk: duta besar, kambing hitam, kereta api, orang tua. o Isitilah Khusus: acapkali, bismillah, halabihalal, sekalipun o Kata Ganti Orang: Bukuku, kumiliki, milikmu, kauambil. | Gabungan buku huruf awal dan suku kata: pemilu radar rapim rudal tilang juklak juknis renstra |
Kata Depan: di, ke, dan dari (ditulis terpisah): di dalam, di mana, ke tengah, dari Surabaya. si, sang: sang Kancil, si pengirim, si Budi. |
Tanda Baca
1. Akhir kalimat 2. Di belakang bagan, ikhtisar, atau daftar 3. Memisahkan angka jam, menit, dan detik (misalnya: Pukul 12.35.45) 4. Menunjukkan waktu (misalnya: dia berjalan selama 1.30.5 jam [1 jam, 30 menit, 5 detik]) 5. Daftar pustaka (Siregar, Medi, 1990. Azab. Penerbit: AA Bandung 6. Memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya (misalnya: Desa kami berpenduduk 2.500 orang) 7. Tidak dipakai bila tidak menunjukkan jumlah (misalnya: Dia lahir pada tahun 1964 di Banjarmasin) 8. Tidak dipakai akhir judul karangan, tabel, dsb. 9. Tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan nama dan alamat penerima.
| ||
| ||
i. Memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara (misalnya: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga). ii. Pengganti kata pengubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk (misalnya: Ayah mengurus kebun; Ibu memasak nasi; Adik sedang belajar).
| ||
Misalnya: Ibu: “Baik, Pak (sambil mengangkat sapu).
Misalnya: Tempo, I (1971), 34: 7, Surah Lukman: 9, Karangan Ali Hakim, Pendidikan, Penerbit Ghalia, Jakarta, Cokro, Sutomo, 1999. Indonesia Bangkit, Jakarta: Eresco
Ketua : Ahmad Jaya Sekretaris : Iwan S. Tirta Bendahara : Nita S. Bono MP.
Misalnya: STIE Indonesia ini memiliki jurusan Akuntansi dan jurusan Manajemen.
| ||
Misalnya: se-Indonesia, hadiah ke-2, mem-PHK-kan, sinar-X, Menteri-Sekretaris Negara.
Misalnya: di-smash, pen-tackle-an.
| ||
1. Membatasi peyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat (misalnya: Kemerdekaan bangsa itu--saya yakin akan tercapai--diperjuangkan oleh bangsa sendiri. 2. Adanya keterangan aposisi. 3. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai ke’ atau ‘sampai dengan’ (misalnya: 1910-1935, tanggal 5-10 April 1990, dari Jakarta--Bandung)
| ||
1. Dipakai dalam kalimat terputus-putus (misalnya: Kalau begitu… ya, boleh lah) 2. Pengganti naskah atau kata yang dihilangkan (misalnya: … akan diselidiki lebih lanjut)
| ||
1. Dipakai akhir kalimat tanya (misalnya: Apakah kamu sudah makan?) 2. Dipakai dalam tanda kurung, untuk bagian atau kalimat yang disangsikan kebenarannya Ia dilahirkan pada tahun 1888 (?), Uang sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
| ||
Sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Misalnya: Alangkah seramnya peristiwa itu! Merdeka! Masakan! Sampai hati ia meninggalkan anaknya.
| ||
1. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan, misalnya: DIK (Daftar Isian Kegiatan) 2. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan, misalnya: Keterangan itu (lihat Tabel 12) menunjukkan arus perkembangan politik. 3. Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan, misalnya: Pejalan kaki itu berasal dari (desa) Sukamaju. 4. Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan, misalnya: Kebutuhan utama manusia meliputi: (a) makan, (b) minum, (c) udara, (d) air, dan (d) rumah untuk berteduh.
| ||
1. Sebagai koreksi dalam tulisan, misalnya: Saya men[d]engar bunyi air. 2. Penjelas yang sudah bertanda kurung (misalnya: Ayah mengurus kebun (kelapa, jeruk [Siam, Pontianak, Sungai Madang], dan teh).
| ||
1. Mengapit petikan langsung (kata awal dan kata akhir). 2. Mengapit judul syair, karangan atau bab buku yang dipakai dalam kalimat (misalnya: Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa). 3. Mengapit istilah ilmiah kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus (misalnya: Celana “cutbrai” 4. Mengapit kata yang mempunyai arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat (misalnya: Ita mendapat julukan “Si Hitam Manis”)
| ||
1. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain (misalnya: Tanya Bapak, “Dimana kamu menyimpan buku, kudengar adik menjawab, ‘di lemari’, yang dibaca tadi siang.”) 2. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing (misalnya: feed-back ‘balikan’
| ||
1. Nomor surat, nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua takwim (misalnya: No. 7070/PK/VI/1999, Jalan Kramat Raya III/10, tahun anggaran 2001/2002). 2. Pengganti kata atau dan tiap (misalnya: dikirimkan lewat darat/laut, harganya Rp500,00/lembar).
| ||
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Misalnya: Ali`kan kusurati. Malam`lah tiba dan bunyi jangkrik semakin nyaring. Banjarmasin, 30 Juni ’02 |
Paragraf
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik dan merupakan perpaduan kalimat yang memperlihatkan satu kesatuan pikiran.
Sebuah paragraf dapat terdiri dari: dua buah kalimat, tiga buah kalimat atau lebih.
Syarat Paragraf:
o Hubungan tambahan: lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula. o Hubungan pertentangan: akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya. o Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu. o Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka. o Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu. o Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan. o Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian. o Hubungan tempat: berdekatan dengan itu. |
Jenis Paragraf:
|
Contoh Paragraf:
Akuntansi adalah kegiatan pencatatan, peringkasan, pengklasifikasian, penyajian, dan pelaporan. Oleh karena itu, akuntansi harus dipelajari dan dipahami secara baik dan mendalam agar dalam berpraktik dapat digunakan secara tepat dan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Akuntansi dapat pula berfungsi sebagai alat bagi manajemen (tool of management) untuk mengelola perusahaan secara profesional dan akuntabel. Sebab melalui alat ini, kita dapat membuat suatu laporan dan atau pelaporan secara sistematis dan berperiode.
|